Selasa, 10 Januari 2012

Dongkrek




Kesenian  dongkrek adalah salah satu kesenian dari Madiun atau lebih tepatnya berasal dari Kecamatan Mejayan, Kabupten Madiun. Nama dongkrek sendiri berasal dari suara bunyian ‘dung’ yang berasal dari beduk atau kendang dan ‘krek’ yang berasal dari alat musik yang disebut korek. Alat korek ini berupa kayu berbentuk bujur sangkar, di satu ujungnya ada tangkai kayu bergerigi yang saat digesek berbunyi krek. Dari bunyi dung pada kendang dan krek pada korek itulah muncul nama kesenian Dongkrek. Dalam perkembangannya digunakan pula komponen alat musik lainnya berupa gong, kenung, kentongan, kendang dan gong berry sebagai perpaduan antar budaya yang dialiri kebudayaan Islam, kebudayaan Cina dan kebudayaan masyarakat Jawa pada umumnya. Dalam tiap pementasan dongkrek, ada tiga topeng yang digunakan para penari. Ada topeng raksasa atau ‘buto’ dalam bahasa Jawa yang berarti muka yang seram.    Ada topeng perempuan yang sedang mengunyah kapur sirih serta topeng orang tua lambang kebajikan. Dan kalau ditarik kesimpulan, maksud jahat akhirnya akan lebur juga dengan kebaikan dan kebenaran sesuai dengan sesanti atau moto surodiro joyoningrat, ngasto tekad darmastuti. Dalam islam istilahnya, Ja’al haq wa zahaqal bathil. Innal Bathila kaana zahuqa.

Di lihat dari sejarahnya kesenian dongkrek ini lahir pada masa Raden Ngabehi Lo Prawirodipuro yang menjadi demang (jabatan setingkat kepala desa) yang membawahi lima desa. Dalam perkembangannya kesenian dongkrek ini pernah mengalami pasang surut, kesenian dongkrek berjaya antara tahun 1867-1902 dan pada saat pemerintahan kesenian dongkrek dilarang untuk dimainkan maupun ditonton. Menurut masyarakat sekitar esenian dongkrek ini dianggap tarian tolak bala karena berdasarkan asal mulanya kesenian dongkrek ini kesenian dongkrek ini adalah fragmentasi dari pengusiran makhluk-makhluk halus yang menyerang warga desa yang menyebabkan musim pagebluk yang menyebabkan warga desa terkena penyakit yang mengerikan dimana apabila pagi harinya sakit sore harinya akan mati atau apabila siang harinya sakit malam harinya akan mati.
Dalam tarian megusiran makhluk halus tersebut terdiri dari satu orang tua sakti, dua perempuan, dan barisan buto kolo. Dalam tarian tersebut diceritakan bahwa dua perempuan yang disimbolkan posisi lemah dikepung oleh barisan buto kolo yang ingin mematikan para perempuan tersebut. Kemudian, muncul orang tua sakti menolong. Setelah terjadi pertarungan yang sengit antara orang tua sakti dengan barisan buto kolo, akhirnya dimenangkan oleh orang tua sakti tersebut. Setelah kalah, buto kolo digiring ke keluar desa oleh orang tua sakti tersebut dan para perempuan.
Sekarang sudah tahu kan apa itu dongkrek. Dongkrek salah satu keberagaman kesenian Indonesia. Sayangnya, kesenian Indonesia seperti dongkrek sudah semakin jarang ditemukan atau sudah jarang dipelajari oleh generasi muda.Oleh karena itu mari kita lestarikan budaya bangsa.
Dan kita harus selalu menjaga kebudayaan kita sendiri sobat,biar budaya kita tidak di klaim oleh negara tetangga,supaya anak cucu kita tahu kebuadayaan indonesia asli sobat.........
matur suwun ya bila anda mau membaca ini,itung-itung kita udah dapat menjaga budaya sendiri....................

dan ini ada kenang-kenangan dari aku sobat
gambar - gambar alat musik dongkrek

Tidak ada komentar:

Posting Komentar